Kalau pada tahun kemaren para nelayan masih sulit untuk mengetahui di mana lokasi ikan yang banyak dan mereka harus berputar-putar mencari lokasi yang banyak ikanya mungkin mualai saat ini masalah itu tidak akan terjadi lagi mengapa demikian?

Satelit SeaStar yang diluncurkan Badan Administrasi Luar Angkasa Amerika Serikat (NASA) ternyata bisa dipakai untuk memantau distribusi ikan perairan Indonesia. Yang lebih mengejutkan, satelit tersebut bisa dimanfaatkan secara gratis.

Satelit NASA tersebut bisa dimanfaatkan berkat adanya sensor SeaWiFS pada satelit. Sensor itu akan membantu mengindra Bumi dan menggolongkan citranya dalam beberapa spektrum. Salah satu spektrumnya secara tidak langsung bisa menggambarkan distribusi ikan.

Satelit ini mampu melihat distribusi ikan sebab bisa membaca distribusi klorofil a. Klorofil a merupakan pigmen pendukung fotosintesis yang dimiliki fitoplankton. Logikanya, jika terdapat fitoplankton melimpah, klorofil a pun melimpah dan kelimpahan ikan lebih besar.

Jika dicitrakan, klorofil a  akan tampak dalam beberapa warna. Warna ungu menunjuk pada konsentrasi klorofil a yang rendah, berarti pula kelimpahan ikan di wilayah perairan tertentu kecil. Sementara warna kuning menunjuk pada kelimpahan klorofil a, yang berarti kelimpahan ikan juga tinggi.korelasi positif antara klorofil a dan distribusi ikan telah di lakukan pengujian oleh Fardhi bersama dosennya, Khairul Munadi, telah melakukan pemantauan sepanjang Juni-November 2008. Hasilnya, korelasi positif ditunjukkan meski perlu fasilitas berbayar jika ingin pencitraan lebih detail. Ia mengungkapkan, penggunaan satelit ini sangat bermanfaat.

Fardhi Adria adalah mahasiswa Universitas Syiah Kuala Nanggroe Aceh Darussalam. Ia mempresentasi Satelit SeaStar dalam ajang International Workshop on Advanced  Imaging Technologies (IWAIT) 2011 yang diselenggarakan di Hotel Santika Jakarta, Jumat (7/1/2011).Fardhi adalah mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Universitas Syiah Kuala. Kampusnya sendiri merupakan satu di antara segelintir universitas yang berpartisipasi dalam ajang IWAIT 2011 di Hotel Santika Jakarta, 7-8 Januari 2011. Dari 150 peserta, hanya 10-12 yang berasal dari Indonesia.

Salah satu prestasi anak bangsa yang patut di banggakan karena dengan hasil risetnya ini kita bisa mengetahui wilayah distribusi ikan, yang akhirnya bisa dikomunikasikan pada nelayan. Sehingga para nelayan tidak perlu berputar-putar ke laut mencari ikan sebab sudah tahu lokasinya.

One response »

  1. […] Satelit yang akan jatuh tersebut bernama UARS adalah satelit yang diluncurkan pada tanggal 15 September 1991 oleh pesawat luar angkasa Discovery dan diperkirakan masuk Bumi pada akhir bulan ini atau awal Oktober mendatang. Satelit ini sudah tidak berfungsi sejak 14 Desember 2005 dan pada pada dasarnya didesain untuk misi selama 3 tahun. […]

Leave a reply to Sebuah Satelit Mati Akan Jatuh Kebumi « latikustolauculto Cancel reply